Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang disebabkam human papilloma virus (HPV) onkogenik yang menyerang leher rahim. Rahim adalah salah satu organ reproduksi pada tubuh perempuan berbentuk buah pir, berfungsi sebagai tempat bayi selama dikandung. Serviks berada di bagian bawah rahim tersebut.
Serviks terletak di bagian bawah rahim dan di atas vagina. Oleh karena itu organ ini juga dikenal dengan nama “leher rahim”. Kanker yang timbul di leher rahim berbeda pengobatannya dengan kanker yang muncul pada sel rahim.
Berdasarkan data, kasus penderita kanker leher rahim di Indonesia adalah 25-40 per 100,000 orang. Kanker ini biasanya mulai terjadi pada dekade ke dua kehidupan seseorang dan mencapai indeks puncak pada usia 45-54 tahun untuk kanker invasif dan 30 tahun untuk lesi prekanker.
Penyebab Kanker Serviks
Negara-negara berkembang seperti di Asia Pasifik umumnya memiliki indeks kanker leher rahim pada usia 35-54 tahun. Untuk mencegah datangnya kanker serviks sebelum terlambat, sebaiknya kita mengenali penyebabnya dan menghindarinya, karena infeksi HPV dapat dicegah dengan mengenali kerja organ tubuh dan dengan gaya hidup sehat. Berikut penjelasannya.
- Penuaan
Usia menjadi faktor yang berpengaruh dari penyakit kanker serviks. Sebab, semakin tua seseorang maka kemampuan tubuhnya untuk melakukan pertahanan semakin menurun seiring degradasi fungsi organ tubuh.
- Hormon dan manopause
Hormon estrogen, progesteron, dan hormon lainnya dapat memengaruhi risiko kanker leher rahim. Produksi hormon-hormon yang bekerja di sekitar Rahim cenderung berjalan lancar selama masa sebelum menopause. Haid yang terjadi sebelum fase menopause datang dikendalikan oleh estrogen dan progesterone yang diproduksi ovarium. Telur akan dilepaskan dari ovarium dan menjadikan dinding rahim tebal untuk mempersiapkan kehamilan. Setelah menopause datang, ovarium berhenti memproduksi hormon. Estrogen diperoleh dari lemak tubuh, namun progesteron tidak demikian sehingga ketidakseimbangan hormon terjadi. Pada saat inilah risiko kanker leher Rahim meningkat.
- Faktor genetik
Penyebab kanker satu ini memang sulit untuk dihindarkan. Bila ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker, maka risiko terjadinya kanker leher rahim pada seseorang menjadi meningkat.
- Faktor kebersihan
Jangan abaikan keputihan yang terus menerus tanpa rajin membersihkanorgan intim kewanitaan Anda. Selain itu, pakailah pembalut untuk durasi yang tidak lebih dari 4 jam saat Anda sedang haid. Kuman yang datang dari kotoran bisa menjadi infeksi bagi leher rahim. Hindari pula pencucian organ kewanitaan Anda menggunakan air yang kotor.
- Hubungan Intim Berganti-ganti Pasangan
Dalam melakukan hubungan intim, sebaiknya hindari pergantian pasangan apalagi dengan pasangan yang mengidap penyakti menular seksual. Penyakit menular seksual tersebut akan dapar beresiko menginfeksi leher rahim. Saat bayi lahir, bayi akan melewati serviks dan menimbulkan rasa sakit pada serviks bila serviks terinfeksi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengkalim bahwa faktor risiko urama kanker leher rahim adalah karena terjadinya infeksi.
Di Indonesia, kanker serviks merupakan masalah besar dan serius, terutama terkait pelayanan kesehatan dan kesadaran pasien yang masih rendah. Kebanyakan pasien datang ketika kanker sudah memasuki stadium lanjut. Sebaiknya, deteksi kanker leher rahim dilakukan sejak dini yaitu dengan menjalani Pap smear.